Sebab tak Mungkin, Poligamis tak Harus Selalu Adil

Sebab tak Mungkin, Poligamis tak Harus Selalu Adil
Kehidupan rumah tangga Rasul memberikan motivasi pada semua pihak agar senantisa meningkatkan amal karena dengan meningkatnya amal kerukunan akan tercapai Yang dimaksud dengan meningkatnya amal meliputi gerakan, ungkapan, dan keikhlasan.

Dari Aisyah Radhiyallahu Anh bahwasanya Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mendapat sesuatu pada Shafiyah binti Huyay. Maka Shafiyah berkata, Hai Aisyah engkau bersedia melayani Rasulullah agar beliau senang kepadaku? Silahkan saja engkau ambil giliranku hari ini! Aisyah berkata, Baiklah. Maka aku ambil himarnya yang telah diberi zafaran itu lalu dia percikkan air padanya agar wangi semerbak."

"Kemuidan dia naik menuju Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan aku duduk di sampingnya. Maka Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, Hai Aisyah kenapa engkau mendekatiku padahal hari ini bukan giliranmu?. Dia (Aisyah) berkata, Itu adalah karunia yang Allah berikan kepada siapa yang Dia kehendaki. Maka aku sampaikan kepadanya masalahnya. Maka beliau menyenanginya (Shafiyah). (HR. Ibnu Majah)

Pelajaran dari hadits:



Shafiyah menyadari bahwa dalan dirinya terdapat kekurangan yang membuat Rasulullah sedikit kecewa.

Kekecewaan tersebut tidak membuat Rasul menjauh darinya, tetapi beliau tetap menunggu kedatangannya.

Shafiyah menjadikan kekurangan tersebut sebagai dorongan untuk meningkatkan kualitas hidupnya dengan cara lain yaitu iitsaar (mengutamakan orang lain atas dirinya walaupun dia memerlukannya).

Shafiyah yakin bahwa Aisyah isteri yang paling dicintai Rasulullah dan dia ingin memuaskan Rasulullah agar menyenanginya namun pada waktu itu dia tidak mampu melakukannya. Karena itu dia persilahkan Aisyah untuk melayaninya. Dengan cara ini terbukti Rasulullah merasa puas karena bertemu dengan yang dicintainya, Aisyah merasa bahagia karena mendapat hadiah dari Shafiyah dan Shafiyah merasa senang karena telah memuaskan Rasulullah dengan bantuan Aisyah dan beliau pun menyenangi Shafiyah, karena dia telah memilih Aisyah untuk mendampinginya.

Mengapa Shafiyah bersikap demikian? Karena dia yakin bahwa dunia tempat beramal tanpa perhitungan dan akhirat tempat perhitungan hasil di dunia tanpa amal.

Ringkasnya bahwa adil yang mesti terwujud dalam kehidupan berpoligami meliputi adil dalam:

Penanaman aqidah Islamiyah yang akan menjadi dasar utama dalam segala perilaku kehidupan sehari-hari baik yang berhubungan dengan Allah, keluarga, tetangga, atau masyarakat luas.

Bimbingan ibadah yang merupakan tugas utama dalam kehidupan sebagai hamba. Seorang suami dituntut untuk memliki wawasan yang sangat luas tentang hukum-hukum dalam Islam agar dapat meluruskan kehidupan semua anggota keluarga dimulai dari isteri-isterinya.

Pembinaan akhlak. Seorang suami harus mampu menjadi teladan bagi semua isterinya dan harus selalu memantau kehidupan mereka serta menggiring mereka untuk menjadi hamba yang memiliki akhlak karimah.

Bagi seorang aktivis dawah, keadilan tersebut harus dirasakan juga oleh umat, karena seorang dai adalah milik umat. Maka, tidak termasuk adil bila dia berjuang membagi waktu dan harta untuk isterinya demikian baik namun tugas berdawah terbengkalai karena terlalu sibuk mengurus keluarga.

Bagaimanapun sibuknya seorang dai dari kita, tidak mencapai kesibukan Rasulullah, namun demikian Rasulullah dengan banyaknya isteri bukan berkurang sibuknya dengan dawah, malah bertambah karena dibantu oleh isteri-isterinya. Wallahu alam...[ ]

mozaik.inilah.com